Bandar
Lampung hari ini begitu sunyi bagiku, tidak seperti bulan lalu dan tahun lalu. Sangat sunyi, terlebih hanya cabai jawa
didepan kontrakan yang tersisah untuk kupandang. Tak ada kaktus-kaktus itu
lagi, seakan mereka lenyap seiring dekatnya langkahku untuk meninggalkan kota
ini. Hei.. mengapa kalian mati? Tuanmu ini pasti akan berkunjung lagi, terlebih
sanak saudara dari ayahku kan disini semua. Aku pasti akan berkunjung, pasti
walau hanya lebaran (mungkin juga akan melanjutkan studi lagi hehe Aamiin..). Ah.. tega sekali kaktus itu, hanya meninggalkan
potnya untuk rumah tanaman baru. Sungguh tega. Tetapi ada yang lebih tega dari kaktus itu. Itu
adalah rindu. Mengapa harus ada rindu? Oh rindu.. mengapa kau harus mengacak suasana
syahdu ini. Aku merindukan mereka; Way Tenong yang selalu ada untukku, lebaran
dengan keluarga complete, kampusku
yang telah membawaku bertemu dengan orang-orang hebat dan kalian. Iya kalian ke.re.leg
dan rumpies. Aku rindu sangat.
Kalian
ke.re.leg ku, orang-orang terhebat dengan ambisi menancap hekaheka. Sebenarnya banyak
pesan mutiara yang memang harus disematkan dari grub wa yang amat terlalu banyak. Memang Cuma pesan tapi bisa “menjemput
asa yang terbalut kecaman” eaaaa. oke sedikit contoh. Pagi ini bukan adzan subuh
yang bagunkan lelapnya enam jamku, bukan pula kokokan ayam tetangga, tapi nada
notif WA grub kereleg yang amat berisik saking berisiknya mata ini langsung
melek di dini hari. Untuk +200 pesan bukan mata yang lelah tapi jempolku yang
lelah untuk menyorot gerakan kebawah. Kalian memang sengaja
membangunkanku, wahai dua orang berasa dua
ratus manusia untuk memberi pesan yang sulit di cerna sepagi ini.
“Wajar bukan si lavender bermekaran
indah di Jepang dan si sakura menawan di prancis karena mereka tidur cuma satu
jam perhari sebelumnya. Wajar bukan? Mereka udah patah kaki duluan. Lantas apa
gunanya bersawang sinawang? Tapi lihat jerih payahnya saudariku tercinta”
Pesan
yang sudah perpuluh-puluh kali terbit, walau kadang dengan tokoh yang berbeda
di kereleg. Tapi aku tidak bosan cuuy. Kali ini masalahnya adalah aku rindu
bertatap muka dengan kalian, wahai duaratus manusia eh dua saja ternyata. Yang sedang berkelana di ende dan salatiga. hei kalian aku rindu L
Kalian
juga rumpiesku. aku rindu nginep bareng, maen uno bareng. Rindu kala kalian
curhat masalah pujaan dan kisah percintaan yang tak berpengalaman (iya ternyata
kita tak punya pengalaman ha ha) dengan ujung yang tak tuntas hmmm rindu sekali. Semoga tujuan kalian terwujud gaes. Dari kerjaan
sampe yang mau lanjut studi ke Jogja dan Jakarta. Semoga terwujud, terwujud juga dengan kisah
cintanya eeeaa Aamiin. Juga semoga suatu
saat nanti kita kumpul lengkap ya gaes lengkap pokoknya. Agar rindu ini tuntas
seperti kata Eka Kuniawan “Seperti dendam rindu harus dibayar tuntas”.
Jadi,
gimana?
siapa
yang mau duluan nyebar undangan ??
Hahahaa
-Kamis manis dengan air mata rindu-
Komentar
Posting Komentar