Binar mataku tumbuh lagi
Riang gembiraku telah segar kembali
Setelah terkubur selama 1770 hari dalam pasir kotor itu
Perlahan aku menemukannya kembali
Hidup kembali seperti bayi suci
Rumahku yang asri dan hijau harum air ini
Tidak akan ada lagi yang berani menyentuh apalagi menginjak batas
Semua sudah aku beri dinding jernih
Jika ia ingin masuk, tentu akan mengubahnya jadi membungkuk
Tidak akan ada benci, marah dan keluh lagi
Yang tersisah hanyalah kenangan dan tanda luka di lengan, pipi kanan dan segaris di betisku yang elok ini
Di hari yang suci ini, kau masih saja mengungkit dan mengusirku
Padahal, bukan kah ini adalah wilayahku?
Ini adalah masaku untuk pembalasan, tentunya yang lebih dahsyat
Kau terus saja seolah menjadi paling sakit
Penjelasanmu selalu memberi penyataan rasa bersalah, sayang tidak ada permintaan maaf
Padahal aku ingin mendengarnya seujung kuku saja,
Yaa... aku lupa kau begitu angkuh,
Hiduplah dalam keadaan tanpa kekurang di tanah gersang itu
Tanpa atap ataupun alas untuk kau rehat
Jangan ambil lagi wilayahku, pilihanmu tepat untuk seorang wanita gila, 'Gila terik matahari'
Jangan ambil lagi daun pisangku , kelapa-kelapa menawan di pinggir sungaiku dan bunga- bunga wangi cantik sepanjang istanaku.
Kau tak layak mecicipnya lagi dengan rampasan licikmu.
Hidupmu akan runyam meskipun kau berdalih nyaman
'Akan kupastikan kau akan terengah-engah merangkak memohon maafku'
Kala aku sedang menikmati sejuk dan bercumbu dengan kekasihku
'Wilayahku tak layak dijamah oleh penghuni gersang'
Aku merdeka, kau membungkuklah.
Komentar
Posting Komentar