Langsung ke konten utama

Megah: 2.31

 


Pada harapan yang kian sulit digapai, aku selalu meminta agar selalu dilapangkan.

Suatu saat, sangat percaya akan ranumnya ku petik dengan gembira.

Tak apa, jika berkali-kali lutut terbentur dengan kerasnya meninggalkan kecewa

Asal sisah waktu yang panjang terukir tentang merekahnya perjalanan indah

Dengan sang kekasih, tanpa gundah dan kekhawatiran

Bak megahnya Taj Mahal akupun ingin mengabadikan rekaman romansa dengan kekasihku jua

Tak kala ia yang selalu kupantau membuatku meringkuk

Dengan langkah yang tak berasap dan berdebu dijalan sepinya

Walau dalam jiwa berkata 'ia tak layak' tapi pasti ada sesuatu atas pilu yang ia lempar di rumahku

Suatu saat, akan tumpas dengan sejoli ini mengukir mewahnya cinta

Jalanmu akan berkelok dan tentu akan dengki

Tapi percayalah, aku akan menjadi lega dan tak peduli

Di sisi lain, panutan megahnya jalan panjang Taj Mahal

Akan selalu menjadi kebanggaan yang aduhai

Tunggu aku, tunggu kami, untuk mengikuti jejak yang sangat megah di hidupmu

Suatu saat, pasti terukir dan pilu yang dilemparkanya

Akan meringkuk dan hidup dalam kedengkian

Iya, itulah tujuanku.

Pilu yang kau kirimkan akan menemukan tuannya 

Akhirnya, kau akan hidup dengan sakitmu

Dikala sejoli ini sedang mengukir megahnya romansa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awal Februari Menjemput Binar

Binar mataku tumbuh lagi Riang gembiraku telah segar kembali Setelah terkubur selama 1770 hari dalam pasir kotor itu Perlahan aku menemukannya kembali Hidup kembali seperti bayi suci Rumahku yang asri dan hijau harum air ini Tidak akan ada lagi yang berani menyentuh apalagi menginjak batas  Semua sudah aku beri dinding jernih Jika ia ingin masuk, tentu akan mengubahnya jadi membungkuk Tidak akan ada benci, marah dan keluh lagi Yang tersisah hanyalah kenangan dan tanda luka di lengan, pipi kanan dan segaris di betisku yang elok ini Di hari yang suci ini, kau masih saja mengungkit dan mengusirku Padahal, bukan kah ini adalah wilayahku? Ini adalah masaku untuk pembalasan, tentunya yang lebih dahsyat Kau terus saja seolah menjadi paling sakit Penjelasanmu selalu memberi penyataan rasa bersalah, sayang tidak ada permintaan maaf  Padahal aku ingin mendengarnya seujung kuku saja, Yaa... aku lupa kau begitu angkuh,  Hiduplah dalam keadaan tanpa kekurang di tanah gersang itu Tanpa a

9:57

  Jadilah kamu berwawasan luas seluas lautan, teruslah belajar dan merasa ingin tahu banyak hal bukan karna untuk menjadi siapa-siapa, tapi ingat, jangan pernah sombong   apalagi sampai merendahkan orang lain, lautan saja bisa surut apalagi ilmu. Jangan pula kamu merasa puas karna akan terjebak pada zona nyaman yang akan membuat terlena akan banyak hal, tetaplah merendah, karna sejatinya ketika kita tahu banyak hal, kita bukan siapa-siapa di dunia ini.